Erdogan Resmi Buka Jembatan Gantung Terpanjang di Dunia

Iklan Semua Halaman

Erdogan Resmi Buka Jembatan Gantung Terpanjang di Dunia

Mahmud Thorif
Jumat, 18 Maret 2022

Presiden Turkiye Recep Tayyip Erdogan meresmikan jembatan gantung terpanjang di dunia di atas selat Dardanelles. Kehadiran jembatan itu akan memangkas waktu tempuh antara Asia dan Eropa menjadi enam menit.

“Jembatan Canakkale 1915” yang dibangun oleh konsorsium perusahaan Turki dan Korea Selatan memiliki bentang utama 2,023 kilometer di antara menaranya. Jembatan yang memiliki panjang 4,6 km itu dicat dengan warna merah dan putih, seperti bendera Türkiye.

Selama dua dekade menjabat sebagai perdana menteri dan kemudian presiden, Erdogan telah membangun banyak proyek infrastruktur besar, termasuk jembatan ketiga di atas Bosphorus.

Dia juga berencana membangun kanal di Istanbul — alternatif dari Selat Bosphorus.

Peringatan kemenangan Canakkale

Peresmian itu bertepatan dengan peringatan 107 tahun kemenangan angkatan laut pasukan Utsmaniyyah melawan pasukan Inggris dan Prancis dalam pertempuran Gallipoli selama Perang Dunia I.

Dalam pidatonya, Erdogan mengatakan jembatan itu akan “menghidupkan kenangan para martir Dardanelle.”

Sebelumnya pada hari itu, Erdogan juga menghadiri upacara mengenang tentara yang tewas selama pertempuran Gallipoli. Ia mengatakan bahwa Pertempuran Gallipoli adalah “saksi keberanian bangsa kita.”

Mengatakan bahwa kemenangan di Canakkale signifikan tidak hanya untuk Türkiye tetapi juga untuk daerah-daerah yang jauh di Balkan, Timur Tengah, dan tempat-tempat lain, Erdogan mengatakan: “Canakkale mengungkapkan persekutuan kita bersama.”

Puluhan ribu tentara tewas dalam salah satu pertempuran paling ganas di dunia 106 tahun yang lalu, dalam pertempuran Gallipoli di Kekaisaran Utsmaniyyah selama Perang Dunia I.

Kala itu, Inggris dan Prancis ingin mengamankan sekutu mereka Rusia, karena Semenanjung Gallipoli menyediakan rute laut ke wilayah yang saat itu menjadi Kekaisaran Rusia.

Tujuan mereka adalah untuk merebut Istanbul, ibu kota Utsmaniyyah saat itu.

Türkiye menangkis serangan angkatan laut, dan ada ribuan korban di kedua belah pihak selama serangan delapan bulan itu.

Ketika serangan darat juga gagal, pasukan penyerang mundur.

Kemenangan melawan pasukan sekutu meningkatkan moral pihak Türkiye, yang kemudian mengobarkan perang kemerdekaan pada tahun 1919-1922, dan akhirnya membentuk republik pada tahun 1923.*

Rep: Nashirul Haq
Sumber : www.hidayatullah.com