Empat tahun setelah ditangkap di sebuah desa di Prancis dekat perbatasan Belgia, Dino Scala mulai diadili dengan tuduhan melakukan pemerkosaan dan penyerangan seksual selama kurun 30 tahun.
Bekas karyawan pemulasaraan mayat itu, yang sekarang berusia 61 tahun, sudah mengakui melakukan 40 serangan seksual terhadap para gadis dan wanita yang tinggal di sekitar perbatasan dua negara Prancis dan Belgia.
Namun, dia membantah sekitar 56 dakwaan.
Media di Prancis menjulukinya “Rapist of the Sambre”, diambil dari nama sungai yang mengalir melalui daerah sekitar perbatasan Prancis-Belgia tempat dia beroperasi.
Dino Scala, yang pernah bekerja sebagai perawat mayat dan pelatih sepakbola, diringkus aparat hukum pada Februari 2018 setelah seorang gadis berusia 17 tahun diserang di Erquelinnes, sebuah kota kecil Belgia dekat perbatasan Prancis.
Dia berjuang melepaskan diri dan membunyikan alarm dan kamera CCTV mengidentifikasi sebuah mobil Peugeot kecil dengan plat nomor Prancis.
Mobil itu dilacak tiga pekan kemudian ke rumah tersangka di Pont-sur Sambre. Sarung tangan, tali dan pisau ditemukan di dalam mobilnya.
Scala kemudia dijerat dengan tuduhan 17 pemerkosaan, 12 percobaan pemerkosaan, 27 serangan seksual atau percobaan serangan seksual. Dia dituding memangsa perempuan berusia 13 sampai 48 tahun dalam rangkaian serangan yang dimulai pada 1988.
Pengacara para korban mengatakan mereka berharap diberi kesempatan untuk bersaksi di persidangan dan pada akhirnya bisa melupakan pengalaman buruk yang mereka alami.
Kepala polisi yudisial di Lille, Romuald Muller, mengatakan sebagian dari masalah dalam melacak pelaku adalah bahwa selama berbulan-bulan dan kadang-kadang bertahun-tahun tersangka tidak kembali melakukan aksinya.
Lebih lanjut dia menjelaskan kepada situs berita Le Figaro bahwa sketsa wajah pelaku biasanya akan digunakan apabila ada keterkaitan dengan karakteristik unik atau tidak umum seperti cara berjalan atau bekas luka.
Pasalnya, siapa saja bisa tampak mirip dengan gambar sketsa wajah pelaku.
Margaux Mathieu, pengacara Scala, mengatakan bahwa kliennya memberikan pengakuan secara sukarela dan dia bersedia untuk hadir di pengadilan Douai, di bagian utara Prancis.*
Rep: Ama Farah
Editor: Dija
Sumber : www.hidayatullah.com