Bangun Ketahanan Keluarga Menuju Ketahanan Bangsa dan Tantangan Era Digital

Iklan Semua Halaman

Bangun Ketahanan Keluarga Menuju Ketahanan Bangsa dan Tantangan Era Digital

Mahmud Thorif
Minggu, 13 Maret 2022


Keluarga merupakan unit terkecil dalam kehidupan sosial dan bermasyarakat yang apabila ia kokoh maka akan mengokohkan ketahanan bangsa. Keluarga kecil yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak merupakan bagian dari interaksi sosial sehari-hari yang harus terus dikuatkan.

Demikian dituturkan oleh Prof. Dr. Ir. Euis Sunarti, M.Si pada Seminar Ketahanan Keluarga yang menjadi rangkaian acara Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Muslimat Hidayatullah (Mushida) pada 6/3/2022 di Aula Gedung Dakwah, Cipinang, Jakarta. Seminar tersebut dilaksanakan secara daring dan luring.

Menurut Prof Euis, kemajuan teknologi informasi yang terjadi saat ini menyebabkan keluarga dalam perubahan revolusi. Sehingga keluarga harus memiliki kesiapan dan menjadi bagian dari era 5.0. Kata dia, society 5.0 adalah suatu konsep sosial yang berpusat pada manusia (human-centered) dan berbasis teknologi (technology based).

“Kita harus memanfaatkan zaman teknologi dan informasi tanpa harus merusak kehidupan sosial dan harus hati-hati terhadap dampak negatifnya. Untuk itu, keluarga harus memiliki ketahanan,” ucap Profesor dan dosen Institut Pertanian Bogor (IPB) ini yang memberikan materi secara daring.

Tantangan pembangunan keluarga di antaranya yaitu, terperangkap pada teknologi digital dan sosial media yang mengubah keseimbangan hidup, konten pornografi serta penyimpangan sosial dan seksual, dan ketidakmampuan keluarga menangani perubahan.

“Agar keluarga memiliki ketahanan maka perlu memenuhi seluruh komponen, peran, fungsi, dan tugas sepanjang kehidupannya,” jelasnya.

Dalam kesempatan yang sama, narasumber berikutnya Ketua Umum PP Mushida, Hani Akbar, S.Sos.I menyebutkan bahwa ibu sebagai pilar ketahanan keluarga harus mempersiapkan bekal keteladanan, ilmu agama dan pengetahuan, pola komunikasi, kreatifitas dan keterampilan.

Dari keluarga, seorang anak mendapatkan keteladanan. Sekolah merupakan sistem dan proses yang berorientasi pada nilai kejujuran. Masyarakat, proaktif mendukung dengan mengontrol karakter jujur.

“Untuk itu dibutuhkan niat ikhlas, mengantarkan anak untuk bersikap jujur, menjaga amanah, dan semangat belajar. Profil seorang ibu, tenang dan tidak berburu-buru, lembut, memiliki hati yang penyayang, dan memilih jalan yang termudah,” terangnya.

Seminar Ketahanan Keluarga sebagai rangkaian Rakernas. Rakernas yang dilaksanakan pada 2-3 Sya’ban 1443 H/5-6 Maret 2022 ini, dihadiri oleh Pengurus Pusat Mushida, Pengurus Inti Wilayah Mushida 34 Provinsi, dan Kepala PAUD/TK Kampus Utama Hidayatullah.*/Arsyis Musyahadah


Sumber : www.hidayatullah.or.id