Sabtu, (23 Sya'ban 1443 H/26 Maret 2022 M) Salah satu indikator jaminan mutu lulusan SD IT Hidayatullah Yogyakarta adalah tartil/lancar membaca Al-Qur’an. Hal ini diuji melalui Munaqasyah dari tim Ummi. Alhamdulillahi rabbil 'alamin, Munaqasyah Metode Ummi Tartil & Tahfizh di SD IT Hidayatullah Yogyakarta telah terlaksana selama 2 hari yaitu pada Jum'at dan Sabtu, 25-26 Maret 2022.
Munaqasyah adalah kontrol eksternal kualitas atau evaluasi akhir oleh UMMI Foundation dan merupakan program penilaian kemampuan murid/santri pada akhir pembelajaran untuk menentukan kelulusan. Munaqasyah dilaksanakan manakala murid telah menuntaskan pembelajaran Al-Qur'an dengan metode Ummi mulai dari jilid pembinaan 1 s.d 6 ditambah tadarus Al-Qur'an, Gharib dan Tajwid. Ujian tersebut dilakukan oleh pihak Ummi Foundation yang diwakili oleh pengurus Ummi Daerah Yogyakarta. Adapun materi yang diujikan pada Munaqosyah meliputi:
"Munaqasyah ini diadakan untuk menguji anak-anak, sudahkah mampu membaca Al-Qur'an dengan baik dan lancar dan sesuai kaidah tajwid. Dalam munaqasyah kali ini juga akan diuji kualitas hafalan mereka, apakah mutqin (kuat) atau belum."
Sama seperti Ujian Nasional, munaqasyah adalah tolak ukur keberhasilan murid dan lembaga dalam pembelajaran Al-Qur'an metode Ummi. Tentu bagi kita sebagai muslim yang mempunyai pandangan Al-Qur'an sebagai petunjuk hidupnya dan menjadikan keberhasilan pembelajaran Al-Qur'an sebagai salah satu parameter keberhasilan mendidik anak, maka munaqasyah akan menjadi suatu tahapan pembelajaran yang sangat dinantikan bukan hanya penting tapi sangatlah penting.
"Penting bagi mUstadz Rifki juga mengutip sebuah hadits, “'Sesungguhnya perumpamaan penghafal Al-Qur’an, seperti seekor unta yang diikat. Jika ia dijaga dan dipelihara, maka ia akan diam dan jinak, dan jika ia dibiarkan terlantar, maka dia akan pergi lepas dari ikatannya'. Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa Sallam mengibaratkan orang yang memiliki hafalan Al-Qur’an seperti pemilik unta. Jika unta dijaga dan dipelihara dengan baik, maka ia akan jinak dan patuh. Tapi jika ia dibiarkan dan ditelantarkan, maka ia akan pergi menghilang."
Lebih lanjut Ustadz Rifki berpesan kepada seluruh peserta munaqasyah bahwa hafalan Al-Qur'an, Gharib, Tajwid dan kemampuan membaca Al-Qur'an dengan baik yang sudah mereka peroleh ibarat sebuah bangunan yang sudah berdiri tegak namun butuh pemeliharaan dan penjagaan selama-lamanya agar tetap kokoh dan tidak roboh. Maka butuh waktu seumur hidup untuk menjaganya agar hafalan tidak lupa dari memori ingatan.
"Teruslah belajar Al-Qur'an dan tetap semangat menghafal dan mengulang-ulangnya, semoga Allah memudahkan jalannya." Tutup Ustadz Rifki yang di-aamiin-kan oleh seluruh hadirin.ereka di masa yang akan datang, karena mengaji Al-Qur’an adalah sebuah ibadah di mana jika melakukannya mendapatkan pahala. Al-Qur’an adalah pedoman hidup umat Islam maka dari itu kita harus mempelajarinya dan memahami isinya." pungkas Muhammad Haris selaku Koordinator Al-Qur'an kelas Tahfizh.
Pada hari pertama, sebanyak 10 Munaqisy (penguji) dari Ummi Foundation -yang diwakili oleh Ummi Daerah Yogyakarta- dan 7 Munaqisy pada hari kedua hadir untuk menguji total sejumlah 207 murid yang terdiri dari kelas 2 hingga kelas 6, baik dari kelas Reguler maupun kelas Tahfizh. Munaqasyah tahun ini adalah pelaksanaan ke-VI sejak pertama kali sekolah melaksanakan munaqasyah, yaitu pada tahun 2017.
Sebagai rangkaian dari evaluasi akhir pembelajaran Al-Qur'an metode Ummi, insya Allah akan dilaksanakan kegiatan Khatmul Qur'an dan imtihan pada tanggal 1 April 2022 ini. Khatmul Qur'an dan imtihan sendiri adalah evaluasi yang melibatkan publik dan seluruh stakeholder sekaligus merupakan laporan secara langsung kualitas hasil pembelajaran Al-Qur'an kepada wali santri/masyarakat. Kegiatan ini meliputi:
1.) Demo kemampuan membaca dan menghafal Al-Qur'an.
2.) Uji publik kemampuan membaca Al-Qur'an, hafalan, bacaan gharib dan tajwid dasar.
3.) Uji oleh tenaga ahli Al-Qur'an dari tim Ummi Foundation/perwakilan Ummi Daerah dengan lingkup materi tertentu.
Menjadi kesyukuran luar biasa bahwa para peserta mampu menyelesaikan beragam tahap ujian dengan baik. Sebab sejatinya saat anak sudah duduk dihadapan penguji dan diminta membaca ayat-ayat Al-Qur'an, perasaan grogi dan khawatir tersebut pun hilang dengan sendirinya. Memang benarlah, bahwa kalam Allah adalah mukjizat dan juga obat bagi fisik dan jiwa. Inna kalaamallaahu syifaa’in wa huwa dawaa’un lil ahzaani.
Semoga Allah menjadikan anak-anak kita para penjaga Al-Qur'an di lisan maupun dada mereka, dan mengantarkan orangtua, keluarga hingga masyarakat menjadi ahlul Qur'an. Allaahumma aamiin.
Rep: Ida Nahdhah
Sumber : www.sdithidayatullah.net