Pengamat: Waspada! Pengikut Bashar Al Assad Seret Kasus ACT ke Kasus Terorisme

Iklan Semua Halaman

Pengamat: Waspada! Pengikut Bashar Al Assad Seret Kasus ACT ke Kasus Terorisme

Mahmud Thorif
Senin, 04 Juli 2022


Pengamat internasional Pizaro Gozali mengatakan kasus Aksi Cepat Tanggap (ACT) kini memasuki babak baru dengan dibelokkan pada kasus terorisme oleh para pendukung Bashar Al Assad. Indikasinya adalah mulai ramai cuitan twitter yang mengaitkan lembaga bantuan kemanusiaan ini mendukung perang di Suriah.

“Masyarakat harus waspada isu ACT ini dibelokkan para pendukung Bashar Assad untuk menutupi pelanggaran HAM yang dilakukan rezim Suriah kepada warganya. Indikasinya terlihat jelas bagaimana pendukung Bashar Assad memanfaatkan isu ini di media sosial,“ ujar dosen hubungan internasional Universitas Al-Azhar Jakarta ini kepada hidayatullah.com, Senin (4/7/2022).

Padahal menurutnya, bantuan kemanusiaan ke Suriah itu sudah menjadi isu global. Bahkan UNICEF dan WHO juga ikut memberikan bantuan kemanusiaan karena buruknya situasi kemanusiaan di Suriah akibat perang.

“Meski kasus kekerasan terhadap warga sipil Suriah masih terus dilakukan rezim Bashar Assad, namun fakta-fakta ini enggan diungkap mereka untuk menutupi wajah kebengisan rezim Bashar al Assad. Secara tidak sadar kita digiring untuk tutup mata atas tindakan yang dikakukan Assad,” kata alumni S2 Universitas Paramadina dengan judul tesis ‘Negosiasi Konflik Turki-Rusia dalam Menyelesaikan Krisis Suriah: Studi Kasus Zona De-eskalasi di Idlib’ ini.

Jurnalis di kantor berita internasional ini juga mengungkapkan bila baru-baru ini juga muncul rekaman video dan laporan terbaru yang dikeluarkan badan HAM PBB menunjukkan pelanggaran HAM rezim Assad. Hal ini menunjukkan bukti kekejaman yang dilalukan Bashar Assad tidak berhenti.

“Meski adanya perjanjian de-eskalasi zone di Idlib, pasukan Assad dan Rusia tetap saja melanggar perjanjian yang membuat jumlah korban sipil terus bertambah.”

Menurutnya, tahun 2021, WHO memperkirakan ada12,4 juta warga Suriah mengalami kerawanan pangan, atau hampir 60 persen dari populasi tidak tahu apa yang akan mereka makan hari besok. Awal Juli ini, Kantor Hak Asasi Manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyatakan bahwa 306.887 warga sipil tewas di Suriah selama konflik sejak Maret 2011.

“Bagaimanapun, isu Suriah bukan isu lokal, tapi sudah isu internasional, dan semua lembaga global telah ikut ambil bagian mengatasi masalah,” ujarnya.*

Rep: Muhammad Abdus Syakur
Editor: Insan Kamil
Sumber : www.hidayatullah.com